Pengenalan Business Model Canvas (BMC)

by -473 Views
Pengenalan Business Model Canvas
Pengenalan Business Model Canvas

Pengenalan Business Model Canvas (BMC)

Setelah mengetahui tentang bisnis kopi Gordi milik Arief Said, ide bisnis apa nih yang sudah terlintas dalam benak?

Ketika ide bisnis sudah terpikirkan, terkadang kita bingung apa hal selanjutnya yang harus dilakukan dan cara menuangkan ide bisnis tersebut. Nah, salah satu tools yang dapat digunakan untuk menuangkan ide bisnis yaitu Business Model Canvas (BMC).

Business Model Canvas itu apa sih?

Pada tahun 2010, Alex Osterwalder dan Yves Pigneur menulis buku Business Model Generation. Dalam buku tersebut, mereka mengemukakan tentang tools berupa Business Model Canvas (BMC) dan menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan blok-blok penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis.

Business Model sendiri mendeskripsikan bagaimana organisasi membuat, menyampaikan, dan merangkai value yang rasional. Business Model Canvas merupakan alat representasi visual kerangka kerja yang terdiri dari 9 blok dan dapat menjelaskan secara komprehensif perencanaan bisnis sebelum dibentuk. BMC dikembangkan untuk membantu organisasi bisnis dan pengusaha pemula untuk memetakan dan melakukan analisis terhadap model bisnis.

Mengapa menggunakan Business Model Canvas?

Secara visual BMC mempermudah untuk memetakan alur bisnis, selain itu BMC juga meringkasi perencanaan bisnis sehingga mempermudah kejelasan untuk memahami ide bisnis sebelum membaca business plan yang bisa tebal berlembar-lembar.

Sembilan Blok Business Model Canvas

Sembilan blok dari Business Model Canvas dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Customer Segment

Tentukan segmentasi konsumen terlebih dahulu yaitu dengan menentukan siapa konsumen yang ingin dituju. Biasanya konsumen ini dibagi berdasarkan kebutuhan, tingkah laku, kemampuan, dan lainnya. Bisa dengan cara membuat buyer persona. Buyer personas adalah representasi fiksi dari pelanggan ideal.

Beberapa pertanyaan yang bisa membantu untuk menentukan segmentasi konsumen:

–  Siapa yang akan anda selesaikan masalahnya?

–  Bagaimana karakteristik dari orang tersebut?

–  Berapa umurnya?

–  Jenis kelamin?

–  Apa pekerjaannya?

–  Apa latar belakang pendidikan

–  Dan lain sebagainya

Untuk lebih jelas mengenali siapa segmentasi pelanggan, ada baiknya mempelajari apa itu buyer persona. Hal ini membantu untuk memvisualisasikan target konsumen. Lalu selain itu, jangan lupa untuk mengukur market size.

2. Value Proposition

Nah setelah mendapatkan gambar konsumen, selanjutnya adalah blok Value Propositions. Value Proposition merupakan blok penting yang menjadi alasan mengapa konsumen beralih ke suatu produk atau jasa.Value Proposition ini harus memenuhi apa yang dibtuhkan oleh konsumen.

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk membantu menentukan Value Proposition:

–  Value apa yang akan disampaikan kepada konsumen?

Baca juga:  Apa itu Breakeven Point (BEP)

–  Masalah konsumen mana yang akan kita pecahkan?

–  Kebutuhan konsumen mana yang akan kita puaskan?

–  Solusi apa yang ingin ditawarkan kepada setiap segmentasi konsumen?

3. Channel

Bagaimana sebuah produk bisa sampai kepada pelanggan. Misalnya lewat sosial media, iklan tv, dan lainnya.

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk membantu menentukan Channel:

–  Melalu media apakah konsumen ingin dijangaku?

–  Bagaimana cara menjangkau konsumen?

–  Media apa yang akan digunakan untuk menjangkau konsumen?

–  Media mana yang paling efektif?

–  Bagaimana mengintegrasikan media dengan rutinitas konsumen?

4. Customer Relationship

Pada blok ini menjelaskan seperti apa tipe hubungan yang akan dibangun sebuah bisnis sesuai dengan Customer Segmentation karena setiap segmentasi konsumen akan berbeda cara pendekatannya. Perusahaan juga harus menentukan hubungan seperti apa yang ingin dibangun dengan konsumen karena hal ini sangat memengaruhi customer experience. Contoh dari Customer Relationships dapat berupa Personal Assistance yang bisa dalam bentuk call center, e-mail, dan sebagainya, komunitas, co-creation, dan sebagainya.

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk membantu menentukan Channel:

–  Tipe customer relationship apakah yang diharapkan oleh konsumen (Customer

Segments)?

–  Mana customer relationship yang sudah dibangun? Berapa biaya yang

dikeluarkan? Bagaimana hal tersebut terintergrasi dengan model bisnis yang dibuat?

5. Revenue Streams

Pada blok ini menjelaskan sumber pendapatan yang diterima oleh bisnis yang berasal dari value proposition yang ditawarkan. Hal yang paling penting adalah harus terjadi koneksi yang jelas antara revenue stream yang dihasilkan dari value proposition dan customer segment mana yang membayar untuk hal tersebut.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan Revenue Streams seperti asset sale, usage fee (contoh hotel berdasarkan jumlah malam yang dipesan, jasa pengiriman barang berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk mengirim kota ke kota lainnya, operator telepon berdasarkan berapa menit konsumen menelepon), advertising (tradisional maupun digital), subscription fee, dan lain-lain.

6. Key Resource

Pada blok ini menjelaskan apa saja sih hal-hal yang dibutuhkan agar sebuah bisnis dapat terus beroperasi. Memilih Key Resource harus berkesinambungan dengan Value Propositon, Distribution Channels, Customer Relationship, dan Revenue Streams. Key Resource dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

–  Fisik

fasilitas, gedung, kendaraan, mesin, sistem, point-of-sales system, dan distribution networks.

–  Intelektual
brand, pengetahuan, patent, copyrigths, dan database konsumen.

Baca juga:  Gerald Vanenburg Akan Jadi Asisten Patrick Kluivert di Timnas Senior dan Melatih Skuad U-23

–  Manusia
Setiap bisnis yang berjalan pasti membutuhkan human resource.

–  Financial
Cash, credit, saham, dan sebagainya .Fungsi Key Resource agar komponen Key Activities dapat berjalan dengan baik.

7. Key Activities

Key Activites adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan berdasarkan dari value proposition yang diberikan. Key Activities meliputi seluruh kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang bisnis seperti kategori Porduction, Problem Solving, dan Platform/network melalu cara branding, advertising, packaging, pemasaran lewat internet dan lain sebagainya.

8. Key Partnership

Key Partenship adalah pihak luar yang membantu menjalankan key activities. Kunci ini dilakukan untuk mengoptimalkan bisnis, mengurangi risiko, atau memeroleh sumber daya. Menurut Alexander dan Yves dalam buku Business Model Generation empat jenis partnership antara lain:

–  Strategic Alliances antara non-kompetitor

–  Coopetition, strategi kemitraan antara kompetitor

–  Joint Venture

–  Buyer-Supplier relationship

9. Cost Structure

Blok terakhir adalah biaya yang dikeluarkan agar model bisnis beroperasi dapat dilihat dari setiap blok Key Resources, Key Activites, dan Key Partnership. Suatu bisnis dapat memilih apakah ingin menjadi cost-driven yang mengutamakan penekanan biaya atau value-driven yang menguatamakan keunggulan produk.

Cost Structures pada perusahaan terdiri dari empat hal, yaitu:

–  Fixed Cost, biaya tetap yang tidak akan berubah terlepas dari jumlah output yang dihasilkan perusahaan. Contohnya pajak property, gaji karyawan tetap, biaya sewa, dan sebagainya.

–  Variable Cost, biaya yang dapat berubah-ubah dan bervariasi tergantung dengan jumlah unit produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya adalah biaya pemasaran, bonus dan komisi karyawan, dan sebagainya.

–  Economies of Scale, skala ekonomi merupakan keuntungan biaya karena output pada perusahaan bertambah. Contoh pembelian suatu bahan dalam jumlah besar.

–  Economies of Scope, skala ekonomi merupakan keuntungan biaya karena cakupan operasional bertambah. Contoh aktivitas pemasaran yang dapat mendukung beberapa produk atau jasa.

Cara Pembuatan Business Model Canvas

Pembuatan Business Model Canvas dapat mengunduh template yang disediakan oleh sekolah.mu. Selain itu, menggunakan platform daring yang tersedia, atau jika sedang brainstorm dengan jumlah partisipan yang banyak dapat print blok Business Model Canvas lalu menggunakan sticky-note sebagai media tempelnya. Disarankan untuk menyediakan sticky-notes dengan warna berbeda. Setiap satu sticky- notes hanya digunakan untuk satu poin saja ya!

Dapat mengunduh template Business Model Canvas disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.